Minggu, 22 April 2012

PENDAFTARAN BINTARA TNI AD 2012


PENDAFTARAN BINTARA TNI AD 2012

1. Pendaftaran : 9 s.d 20 Juli 2012
2. Pemeriksaan uji tk Daerah : 23 Juli s.d 12 Oktober 2012 (Psi 27-28 Agustus).
3. Sidang Panitia Daerah : 17 s.d 18 Oktober 2012.
4. Pemeriksaan/Uji tk Pusat : 22 s.d 28 Oktober 2012. 
5. Sidang Panitia Pusat : Pria : 1 Nopember 2012 dan Wanita : 2 Nopember 2012
.
6. Buka Pendidikan : 5 Nopember 2012
TEMPAT PENDAFTARAN : 1. Ajen Kodam
2. Ajen Korem
3. Kodim
Alamat lengkap tempat pendaftaran (klik disini)

PERSYARATAN BINTARA PK TNI AD
1.Warga Negara Republik Indonesia pria/wanita, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, setia dan taat kepada Pancasila dan UUD 1945 serta buakn anggota/mantan prajurit TNI/Polri dan PNS TNI.
2. Umur pada saat masuk pendidikan tanggal 5 Nopember 2012 tidak kurang dari 18 tahun dan tidak lebih dari 22 tahun.
3. Tidak kehilangan hak menjadi prajurit TNI, berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
4. Berbadan sehat (jasmani dan rohani).
5.Lulusan SMA/SMK/Madrasah Aliyah atau yang setara.
6. Belum pernah nikah dan sanggup tidak nikah selama dalam pendidikan pertama dan 2 tahun setelah diangkat menjadi serda.
7.Tinggi badan tidak kurang dari 165 Cm bagi pria dan 160 Cm bagi wanita serta memiliki berat badan seimbang
8.Bersedia mentaati peraturan bebas KKN baik langsung maupun tidak langsung dan apabila terbukti secara hukum melanggar sebagaimana yang dimaksud maka bersedia dinyatakan tidak lulus dan ataudikeluarkan dari Dikma jika pelanggaran tersebut diketemukan dikemudian hari pada saat mengikuti Dikma.
9. Sanggup melaksanakan Ikatan Dinas Pertama (IDP) selama 10 tahun dihitung sejak dilantik menjadi serda dan bersedia ditempatkan dimana saja, diseluruh wilayah Republik Indonesia.
10.Harus ada persetujuan dari orang tua/wali.
11. Harus mengikuti pemeriksaan/pengujian yang meliputi :
a. Administrasi.
b. Kesehatan.
c. Jasmani.
d. Wawancara.
e. Psikologi.
12. Cara Pendaftaran. Calon datang sendiri ke tempat pendaftaran dengan menunjukkan dokumen asli dan menyerahkan foto copy :
a. Kartu kewarganegaraan (bagi keturunan WNA).
b. Akte kelahiran/surat kenal lahir.
c. KTP calon dan KTP orang tua/wali.
d. Kartu Keluarga (KK).
e. STTB SD, SMP/MTs dan SMA/MA dan yang disetarakan berikut NUAN.
13. Persyaratan lain :
a.Tidak bertato/bekas tato dan tidak ditindik/bekas tindik telinganya atau anggota badan lainnya, kecuali karena ketentuan agama/adat.
b. Bagi yang memperoleh ijazah dari negara lain, harus mendapat pengesahan dari Kemendikbud.
14. Bagi yang sudah bekerja melampirkan surat persetujuan/ijin dari kepala dinas/jawatan/Instansi yang bersangkutan dan bersedia diberhentikan dari status pegawai, bila diterima menjadi Bintara PK TNI AD.

Rabu, 21 Maret 2012

AKADEMI TNI



Akademi TNI adalah sekolah pendidikan Calon Perwira TNI dari Ke tiga Matra Darat, Laut dan Udara. Calon Taruna Akademi TNI merupakan lulusan SMA atau MA (IPA dan IPS) dan SMK Penerbangan Khusus Untuk AAU (Akademi Angkatan Udara). Akademi TNI merupakan pendidikan ikatan dinas yang dibiayai oleh negara.
Setiap Taruna AKMIL, AAL dan AAU akan  Memperoleh Pendidikan Dasar Keprajuritan Chandradimuka Selama 1 tahun di Akademi TNI, sebelum di kembalikan ke matra masing-masing untuk menlanjutkan pendidikan khusus di matranya. Selama masa pendidikan, Taruna tidak diperkenankan untuk menikah sampai yang bersangkutan telah 2 tahun menjalani ikatan dinas selepas dilantik menjadi letnan dua.

Sejarah / Proses Berdirinya Akademi TNI
AKADEMI TNI
Setelah memperhatikan latar belakang dan mempertimbangkan masukan dari berbagai pihak terutama dari kalangan TNI, maka Mabes TNI telah menyusun rencana melalui proses beberapa tahap sebagai berikut:
  1. Tahap perencanaan
    AKABRI meriahkan HUT ABRI 5 Oktober 1977Dilaksanakan pada tanggal 5 Juli 1965 dengan pembentukan panitia yang diketuai oleh Laksamana Muda OB Syaaf, untuk diajukan konsep kepada Presiden RI, sehingga keluarlah Surat Keputusan Presiden RI selaku Pangti ABRI Nomor: 185/KOTI/1965 tanggal 16 Desember 1965 yang ditindak lanjuti dengan pembentukan organisasi Markas Komando Akabri ( Mako Akabri ) yang berkedudukan di JI. Merdeka Barat No.2 Jakarta yang dipimpin oleh Komandan Jenderal Akabri pertama yaitu Laksamana Muda Rachmat Sumengkar, dan tanggal 16 Desember 1965 tersebut sekaligus menjadi hari lahirnya Akabri (Akademi TNI ).
  2. Tahap integrasi. formal
    Dilaksanakan pada tanggal 5 Oktober 1965 dengan keluarnya Surat Keputusan tersebut di atas, maka secara resmi seluruh Akademi Angkatan (AMN, AAL, AAU clan AAK) menjadi satu wadah yaitu Akabri.
  3. Tahap pelaksanaan integrasi
    Tugas Akabri bagian umum tersebut adalah melaksanakan pendidikan yang bersifat integratif selama 1 tahun yang diikuti oleh taruna tingkat 1 clan seluruh Akademi Angkatan.
    Kurikulum pendidikan integratif selama 1 tahun tersebut dibagi menjadi 4 tahap yaitu pekan orientasi, pendidikan dasar prajurit Chandradimuka ), matrikulasi ( untuk menyamakan penguasaan mated pelajaran umum yang berasal dari berbagai daerah ) dan yang terakhir adalah pengenalan matra dari ke empat angkatan yang diikuti dengan latihan Bhineka Eka Bhakti.
  4. Tahap pemantapan integrasi
    AKABRIDilaksanakan pada tanggal 29 Januari 1969 dengan pemberian wewenang kepada Danjen Akabri untuk menentukan beberapa hal yang berkaitan dengan integrasi antara lain lama pendidikan yang semula 3 tahun menjadi 4 tahun, penyediaan fasilitas pendidikan, penyeragaman pakaian dan perlengkapan taruna, pengaturan kurikulum kegiatan yang bersifat integrasi yaitu pekan orientasi, pendidikan dasar prajurit, matrikulasi, pengenalan matra, porsitar Pekan Olah Raga dan Integrasi Taruna Wreda ) dan Praspa (Prasetya Perwira ) serta mengkoordinasikan kegiatan dan kurikulum akademi bagian.
    Dilaksanakan pada tanggal 29 Januari 1967 dengan pembentukan Akabri bagian Umum/Darat di Magelang yang dipimpin oleh GubernurAkabri U/Darat yaitu Mayjen TNI Solichin GP, sedangkan Komandan Resimen Umum adalah Kolonel Marinir Santoso.
Perkembangan Akademi TNI
AKABRI
Setelah integrasi Akabri mulai mantap dan berjalan lancar, maka dilakukan pembenahan markas antara lain pemindahan Markas Komando Mako ) dari JI. Merdeka Barat No.2 Jakarta ke JI. Gondangdia Lama No.1 B Jakarta, pada tahun 1968.
Perkembangan yang terjadi adalah adanya reorganisasi ABRI pada tahun 1984, antara lain kembalinya Akabri bagian ke Akademi Angkatan masing-masing yang secara otomatis sebagian wewenang diserahkan kepada angkatan dan terjadi perubahan nama Akabri Bagian Umum/Darat menjadi Akmil, Akabri Bagian Laut menjadi AAL, Akabri Bagian Udara menjadiAAU clan Akabri Bagian Kepolisian menjadiAkpol.
Walaupun Akademi kembali ke induk Angkatan masing-masing, namun kegiatan-kegiatan yang bersifat integratif masih dilaksanakan dan dikendalikan oleh Mako Akabri, hal ini didasarkan kepada Surat Keputusan Pangab Nomor Skep/109/II/1986 tanggal 25 Februari 1986 tentang Pokok-pokok Penyelenggaraan Pendidikan Integratif Akabri.
Selanjutnya pada tahun 1997 Mako Akabri dipindahkan dari Gondangdia lama ke Komplek Mabes ABRI Cilangkap Jakarta Timur sampai sekarang.
Dengan adanya reformasi nasional pada tahun 1999, maka Polri dipisahkan dari ABRI, pemisahan ini didasarkan pada Keputusan Menhankam Pangab Nomor: Kep/05/P/111/1999 tanggal 31 Maret 1999 tentang Pelimpahan Wewenang Penyelenggaraan Pembinaan Kepolisian RI.
Dengan keluarnya Keputusan tersebut maka secara otomatis Akpol juga lepas dari Akabri. Keluarnya Akpol dari Akabri ditindak lanjuti Kapolri dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Kapolri Nomor Pol :Skep/389/IV/1999 tanggal 9 April 1999 tentangAkademi Kepolisian Mandiri.
Permisahan TNI Polri juga diperkuat pemerintah dengan dikeluarkanya ketetapan MPR RI Nomor: VI/MPR/2000 tentang Pemisahan TNI dan Polri, Tap MPR Nomor: VII/MPR/2000 tentang Tugas dan Fungsi TNI. Atas dasar itulah maka istilah ABRI tidak dipakai lagi dan diubah menjadi TNI - Polri.
Menindak lanjuti keputusan Menhankam/Pangab dan ketetapan MPR RI tersebut pimpinan TNI segera melakukan validasi internal TNI termasuk organisasi Mabes TNI dan jajara.nnya pada tahun 2001. Salah satu wujud validasi yang berpengaruh Iangsung pada Akademi TNI adalah keluarnya Keputusan Panglima TNI Nomor: Kep/0511/2002 tanggal 30 Januari tentang Pokok¬Pokok Organisasi dan ProsedurAkademi TNI.
Dengan penandatanganan keputusan Panglima tersebut maka secara konstitusi Akabri secara resmi diubah menjadi Akademi TNI dengan tugas pokok menyelenggarakan pendidikan pertama Perwira TNI yang bersifat integratif dalam rangka menyiapkan kader pemimpin TNI.
Dalam Melaksanakan tugasnya Akademi TNI bekerjasama dengan Akademi Angkatan terutama Akmil dengan digunakanya Resimen Chandradimuka sebagai tempat penggemblengan Calon Prajurit Taruna Akademi TNI. Pendidkan ini dilaksanakan selama 5 bulan yang terdiri dari 1 minggu masa orientasi, 3 bulan masa Pendidikan Dasar Keprajuritan dan 2 bulan masa pendidikan Pasca Diksarit yang berisi tentang materi dasar kematraan.
Sejak tahun 2007 pendidikan integratif Taruna Akademi TNI ditambah waktunya menjadi 12 bulan, penambahan lama waktu pendidikan ini didasarkan pada Keputusan Panglima TNI Nomor: Kep/56/V/2007 tanggal 11 Mei 2007 tentang Perubahan lama waktu pendidikan Integratif Taruna Akademi TNI dari 5 bulan menjadi 12 bulan.
Dengan bertambahnya waktu pendidikan integratif tersebut, maka secara keseluruhan taruna Akademi TNI akan menempuh pendidikan kemiliteran selama 4 tahun dengan alokasi satu tahun pendidikan integratif yang diselenggarakan oleh Resimen Chandradimuka Akademi TNI di Magelang, serta tiga tahun pendidikan matra yang dilaksanakan oleh akademi angkatan sebelum dilantik sebagai Perwira Pertama TNI dengan pangkat Letnan Dua.
Dengan perubahan waktu pendidikan Taruna Akademi TNI dari 3 tahun 5 bulan menjadi 4 tahun, ada keinginan dari Akademi TNI dan Akademi Angkatan untuk meningkatkan kualitas lulusan Taruna Akademi TNI menjadi setingkat Sarjana Strata-1 (S-1).
Untuk mendapatkan akreditasi gelar kesarjanaan bagi Taruna lulusan Akademi TNI telah dilaksanakan langkah-langkah sebagai berikut
a. Menyusun kurikulum pendidikan Akademi TNI dan Akademi Angkatan dalam bentuk Sistem Kredit Semester (SKS).
b. Akademi Angkatan menyusun proposal penyetaraan gelar kesarjanaan bagi Taruna lulusan AkademiAngkatan masing-masing.
c. Akademi TNI melaksanakan koordiansi dengan Ditjen Dikti Depsiknas.
Sebagai salah satu upaya untuk lebih mengoptimalkan pelaksanaan tugas pokok TNI, khususnya di lingkungan Akademi TNI maka sejak tahun 2008 Resimen Chandradimuka yang semula berkedudukan Iangsung di bawah Gubernur Akmil dengan berdasarkan pada Keputusan Kasad nomor: Skep/34/VI/2003 tentang kedudukan Resimen Chandradimuka yang berada dalam lingkup Akmil diubah menjadi berkedudukan Iangsung di bawah Komandan Jenderal Akademi TNI.
Alih status ini berdasarkan pada Peraturan Panglima TNI nomor: Perpang/28/V/2008 tanggal 12 Mei 2008 tentang Organisasi Resimen Chandradimuka (Menchandra) yang dalam pelaksanaanya diperkuat dengan diterbitkanya Surat Edaran Kasad nomor: SE/3N/2008 tanggal 22 Mei 2008 tentang Pengalihan Kedudukan, Tugas dan Fungsi Organisasi Resimen Chandradimuka yang semula di bawah Gubernur Akmil menjadi di bawah Danjen Akademi TNI, Surat telegram Panglima TN I nomor: ST/297/2008 tanggal 14 Juli 2008 tentang perintah Panglima TNI kepada Kasad agar memerintahkan Gubernur Akmil untuk menyerahkan tugas dan tanggung jawab Menchandra kepada Danjen Akademi TNI serta Surat Telegram Kasad nomor: ST/1030/2008 tanggal 17 Juli 2008 tentang perintah Kasad kepada Gubernur Akmil agar menyerahkan tugas, tanggung jawab Resimen Chandradimuka kepada Danjen Akademi TNI, sebagai dasar pelaksanaan dalam pemberlakuan Perpang TNI nomor 28 tahun 2008.
Dengan bergabungnya Menchandra kedalam lingkup Akademi TNI maka akan berpengaruh tehadap beban dan tanggung jawab Danjen selaku Pimpinan lembaga dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Atas dasar itulah maka para pimpinan TNI memandang perlu untuk mengadakan reorganisasi guna Iebih meningkatkan efektifitas dan efisiensi pencapaian tujuan organisasi sesuai dengan validsi organisasi Mabes TNI, sehingga pada tanggal 25 September 2008 keluar Peraturan Panglima TNI yang tertuang dalam pepang nomor: Perpang/56/1X/2008 tentang Pokok-pokok Organisasi dan Prosedur Akademi Tentara Nasional Indonesia (Akademi TNI).
Perpang 56/1X/2008 merupakan bentuk penyempurnaan dari Keputusan Panglima TNI nomor Kep/05/1/2002, dalam perpang ini telah ditambah beberapa satker yang diharapkan mampu mengakomodir seluruh kegiatan Taruna yang menjadi tanggung jawab dan bidang garapan Akademi TN I dalam mencetak kader pimpinan TNI di masa - masa mendatang.
Kegiatan Integratif Taruna Akademi TNI
Kegiatan - kegiatan integratif Taruna Akademi TNI yang dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Mako Akademi TNI adalah Pendidikan Integratif, Giat Integratif dan Latihan Integratif. Bentuk kegiatan - kegiatan integratif tersebut adalah sebagai berikut
1. Pendidikan Integratif.
Pendidikan yang dilaksanakan secara integratif adalah Pendidikan Integratif Taruna Akademi TNI Tingkat I pola 12 bulan yang dilaksanakan di Resimen Chandradimuka Akademi TNI di Magelang. Pendidikan integratif terdiri dari :
  • Tahap I / Diksarrit (Pendidikan Dasar Keprajuritan)
    Selama 12 minggu yang dilaksanakan di Resimen ChandradimukaAkademi TNI Magelang. Diksarrit betujuan untuk membentuk sikap mental dan fisik Calon Prajurit Taruna (Capratar) dalam memasuki kehidupan militer sehingga memiliki ketrampilan dan kemampuan dasar sebagai seorang prajurit.
    Diksarrit diawali dengan masa orientasi, dengan tujuan memberikan pengenalan kepada Capratar tentang kampus militer, sehingga secara mental dan fisik siap mengikuti pendidikan dasar keprajuritan.
    Masa orientasi dilaksanakan selama 4 hari dengan berbagai kegiatan korp yang Seluruhnya dilaksanakan oleh Taruna Senior yang diawasi oleh pelatih dan personel efektif.
    Untuk mengetahui ketrampilan teknis, taktis dan jasmani Capratar selama mengikuti Diksarrit, Capratar melaksanakan Latihan Berganda selama 5 hari.
    Sebelum mengakhiri Diksarrit, Capratar melaksanakan penghayatan Route Gerilya Penglima Besar Sudirman (RPS), dengan harapan Capratar dapat menghayati jiwa dan semangat juang Penglima Besar Sudirman sehingga nilai¬nilai kejuangan beliau dapat diwarisi dan diteladani oleh para Capratar.
    Diksarrit ditutup dalam suatu Upacara Wisuda Prajurit dengan inspektur upacara Panglima TNI.
  • Tahap II / Lanjutan Diksarrit
    Selama 36 minggu, dilaksanakan di Resimen Chandradimuka Akademi TN I Magelang.
    Lanjutan Pendidikan Dasar Keprajuritan bertujuan membentuk Prajurit Taruna Akademi TNI agar memiliki sikap mental dan kepribadian Sapta Marga dengan jiwa dan semangat integrasi TNI, memiliki pengetahuan dan ketrampilan dasar teknis profesi prajurit serta kemampuan jasmani yang samapta sehingga dapat mengikuti pendidikan selanjutnya di Akademi Angkatan.
    Pada tahap 11 ini Taruna Akademi TNI lebih banyak menerima mated pelajaran pengetahuan dasar umum dan kematraan dan diakhiri dengan pengenalan matra pada latihan Bhinneka Eka Bakti (BEB).
    Latihan BEB dilaksanakan secara integratif dengan tujuan mengenal struktur organisasi, tugas dan fungsi masing-masing matra darat, taut dan udara.
    Latihan BEB dilaksanakan dengan mengunjungi Satuan-satuan Operasional TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut dan TN I Angkatan Udara.
    Pendidikan Tahap II / Lanjutan Diksarrit ditutup dalam upacara penutupan Dik Integratif Tingkat I pola 12 bulan dan pelantikan pangkat Sersan Taruna untuk matra darat, Sersan Kadet untuk matra laut dan Sersan Karbol untuk matra udara.
2. Kegiatan Integratif.
Kegiatan Integratif Taruna Akademi TNI merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh Taruna Akmil, Kadet AAL dan Karbol AAU secara bersama dengan Maklo Akademi TNI sebagai pelaksana dan koordinatornya. Kegiatan integratif Taruna Akademi TNI meliputi
  • Kunjungan Antar Taruna (Kuntar)
    KunjunganAntarTaruna (Kuntar) merupakan kegiatan integratif antar Taruna Akademi TNI clan Akpol dalam rangka memupuk dan menumbuh kembangkan jiwa dan semangat integrasi meliputi jiwa korsa, rasa persaudaraan dan soliditas antar taruna. Kegiatan kunjungan antar taruna ini dilaksnakan selama 3 hari di Kampus Akademi Angkatan dan Akpol secara bersamaan dan dilaksanakan setiap 3 bulan (triwulan).
    Kegiatan Kunjungan Antar Taruna meliputi :
      1) Olah Raga bersama
      2) Temu KeluargaAsuh
      3) Pertemuan Ilmiah
      4) Kunjungan ke tempat bersejarah
      5) MalamAkrab.
  • Sidang Bapimkortar
    Kegiatan Sidang Badan Pimpinan Korps Taruna (Bapimkortar) merupakan kegiatan 3 bulanan (triwulan) yang dilaksanakan selama 2 hari. Sidang ini diikuti oleh para pimpinan korps taruna dari Akademi Angkatan dan Akpol dan dilaksanakan secara bergiliran.
    Kegiatan ini bertujuan selain untuk koordinasi antar kehidupan korps taruna juga untuk membahas masalah-masalah yang timbul dalam korps taruna serta melatih jiwa kepemimpinan dalam menyampaikan gagasan atau saran-saran kepada lembaga melalui tulisan atau makalah yang telah didiskusikan sebelumnya oleh para pimpinan korps taruna.
  • Temu Wicara
    Kegiatan Temu Wicara Taruna Akademi TNI, Akpol dan Mahasiswa merupakan kegiatan yang dilaksanakan setiap tahun bertepatan dengan peringatan Sumpah Pemuda, diikuti oleh Taruna Akademi TNI, Taruna Akpol dan mahasiswa perguruant tinggi di mana kegiatan temu wicara dilaksanakan.
    Dengan Temu Wicara diharapkan tercipta jaringan komunikasi yang kondusif antara Taruna dan Mahasiswa sehingga akan menumbuh-kembangkan pemahaman dan semangat integrasi antar generasi muda sipil dan militer yang merupakan modal untuk membangun soliditas TN1, Polri dan masyarakat.
  • Peringatan Hari-Hari bersejarah.
    Hari-hari bersejarah selalu diperingati oleh taruna Akademi TNI secara integratif, hal ini dimaksudkan agar para taruna dapat mengenang sejarah perjuangan para pendahulu, sehingga diharapkan dapat memberikan semangat dan motivasi serta dapat meneladani hal-hal yang baik. Peristiwa ini dilaksanakan melalui upacara¬upacara antara lain 17 Agustus, 1 Oktober, 5 Oktoberdan 10 November.
  • Pekan Integrasi dan Kejuangan Taruna (Piktar)
    Piktar merupakan wahana untuk memantapkan jiwa, semangat dan sikap antara Taruna Akademi TN I (Akmil, AAL, AAU) dan Akpol.
    Para Taruna pilihan dari masing-masing akademi ini berkompetisi untuk menjadi yang terbaik pada cabang olah raga militer dan olah raga umum.
    Selain berkompetisi pada cabang olah raga, para taruna juga bersaing secara sehat pada cabang latihan kepemimpinan yang meliputi seminar, debat dalam Bahasa Inggris dan quiz.
    Piktar dilaksanakan setiap 2 tahun dengan tempat pelaksanaan di kampus Akademi Angkatan secara bergiliran.
  • Prasetya Perwira ( Praspa )
    Prasetya Perwira adalah peristiwa upacara pelantikan dan penyumpahan perwira remaja lulusan Akademi Angkatan.
    Kegiatan ini sejak tahun 1967 dilaksanakan secara integratif dan bergiliran di Akabri bagian dengan inspektur upacara Presiden RI, dan sejak tahun 1985 Praspa dilaksanakan di istana Merdeka Jakarta, namun mulai tahun 2004 pelaksanaanya kembali dilakukan secara bergiliran di Akademi Angkatan danAkpol hingga sekarang.
    Rangkaian kegiatan Praspa tidak hanya berupa upacara saja tetapi diisi dengan kegiatan Sidang Bapimkortar, Ziarah ke Taman Makam Pahlawan, kunjungan ke Museum dan tempat¬tempat bersejarah serta ceramah pembekalan oleh pimpinan TNI.
3. Latihan Integrasi Taruna Wreda ( Latsitarda )
Latihan terakhir taruna yang bersifat integratif adalah Latsitarda. Latihan ini hanya diikuti oleh taruna tingkat akhir dan mahasiswa dengan tujuan untuk memantapkan jiwa dan semangat integrasi antar taruna, mahasiswa dan masyarakat melalui berbagai kegiatan antara lain penyuluhan, riset sosial, wisata juang, promosi dan karya bhakti di lingkungan masyarakat.
Latsitarda dilaksanakan mulai tahun 1970 selama 1 bulan dan berlangsung di berbagai daerah secara bergiliran, sehingga di samping taruna dapat membantu masyarakat serta mengenal daerah dan adat istiadat setempat juga terjalin kemanunggalan TNI dan rakyat yang akan memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa.
Sejak tahun 1984 Latsitarda mulai dilaksanakan di luar pulau Jawa, sehingga namanya berubah menjadi Latihan Integrasi Taruna Wreda Nusantara (Latsitardanus), sedangkan pengikutnya tetap seperti latsitarda sebelumnya.

Hak Suara Politik TNI/POLRI: Mencoreng Impian Reformasi


Hak Suara Politik TNI/POLRI: Mencoreng Impian Reformasi


O

diambil dari Google Image
Opini mengenai hak suara politik yang di berikan sinyal hijau oleh Presien SBY ketika di Istana Cipanas, merupakan hal yang mencoreng nama demokrasi dan reformasi di Republik ini. sangat di sayangkan maksudnya untuk memberikan sinyal kebebasan terhadap hak suara politik TNI Polri tetapi bukan demikian berdemokrasi yang sesuai dengan koridor dan teori yang ada. jelas Presiden merusak cita - cita semangat reformasi’98.
Catatan sejarah proses pertikaian konflik perdebatan mengenai TNI Sipil ini merupakan sejarah dulu yang selalu terletak pada konsitusi kita di era President Soekarno. masih ingat kah kita pada tanggal 5 Mei 1947 Presiden Soekarno menyebut istilah Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan fungsinya yaitu sebagai pelindung ideologi negara dan bukan alat dari berbagai kabinet yang sedang berkuasa. Fungsi TNI masih dalam batasan fungsi pertahanan, namun dalam prakteknya terjadi pola pembagian peran yang sangat nyata antara anggot TNI dan Sipil.
Masuk pada era President Soeharto tahum 1966an maka TNi berubah nama menjadi ABRI (UU No. 16 Tahun 1969), dimana jaman Soeharto mendapat hak politik untuk mengikuti Pemilu dan boleh membuat dukungan kepada golongan2 tertentu. dan sampai akhirnya kekuatan TNI Polri ini memang menjadi barisan terdepan pada proses politik yang ada dan menjadi sebuah jaman Otoriter pad jaman Soeharto.
Ketakutan yang ada dan mengaca pada era2 dahulu, bahwa TNI berasumsi di era demokrasi ini yang tidak menentu arahnya sudah bosan melihat teori2 idiologi yg ada di masyarakat yang tidak jelas menentukan arah sistem kenegaran yg berdemokrasi. dan melihat dr sudut Hak asasi manusia, dimana semua golongan masyarakt mempunyai hak memilih dan di pilh. ketakutan sipil hari ini bahwa jika TNI yg sudah kembali ke Barak, mau ditarik-tarik kembali kedunia Politik, kita kawatir akan terjadi seperti masa-masa Orde Baru, yang mana TNI dijadikan alat berpolitik oleh penguasa.
Permasalahannya tidak ada sebuah kedewasan demokrasi yang ada, tidak sekedar itu bahwa golongan TNI Polri ini sangat iri dengan kedudukan kebebasan di mata sistem negara kita. prolehan gaji Prajurit TNI dengan Gaji PNS sangat berbeda. bahkan nantinya akan merembet pada konflik sosial golongan yang ada di indonesia, mana yang bisa membuat TNI memang benar2 diakui menjadi bagian sosial kemasyarakatan.
oleh sebab itu hari ini juga akses Militer dan Polri sudah di berikan seluas2nya, ada 3 instantsi kementrian untuk berkarirnya Militer dan Polri yaitu, Intitusi TNI sndiri, Kementrian Pertahanan, Badan Intelegent Negara, kementrian POLHUKAM, dan masih banyak lagi antaralain dirjen2 di salah satu kementrian dimana mentrinya adalah prunawirawan Jendral terdapat dirjen2 berasal dari TNI. banyak juga Purnawirawan Jendaral TNI dan Polri banyak yang terjun pada politik praktis (menjadi Komisaris di salah satu BUMN, Menjadi Staf Khusus Menteri, Membuat Yayasan/LSM. dll).
Apakah dengan pidato SBY itu merupakan cerminan untuk kepentingan proses pemilhan suara president pada tahun 2014, yang benar2 di akomodir semua golongan, sy kira ini permasalahn citra president SBY untuk bersikap netral kepada TNI dan Polri, tidak ada suatu ketegasan untuk bangsa demokrasi ini.

Agus Harimurti Raih Penghargaan di Sekolah AD AS


Agus Harimurti Raih Penghargaan di Sekolah AD AS

Fotografer - Pool
Komentar  |   Share : Facebook  Share to Twitter  mail
Agus Harimurti Raih Penghargaan di Sekolah AD AS
Agus Harimurti menerima medali The Order of Saint Maurice dari National Infantry Assosiation. Penghargaan ini diberikan khusus kepada prajurit Infanteri yang berhasil memenuhi beberapa kualifikasi yang ditentukan. (Dok Pribadi).
icon_star_full icon_star_full icon_star_full icon_star_full icon_star_off

Foto Lain

  • Slide
  • Slide
Putra Sulung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kapten Infanteri Agus Harimurti Yudhoyono mengharumkan nama Indonesia. Agus meraih 3 penghargaan dari sekolah militer Angkatan Darat di Fort Benning, Georgia, Amerika Serikat.

SBY Lepas Agus ke Lebanon


SBY Lepas Agus ke Lebanon


LEPAS PASUKAN: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencium kening putranya, Letnan Satu Agus Harimurti yang tergabung dalam prajurit TNI Garuda XXIIIA, saat pelepasan menuju Lebanon di Bandara Soekarno-Hatta, Rabu (8/11). Sebanyak 125 personel yang tergabung dalam tim pendahuluan itu, diberangkatkan ke Lebanon menggunakan pesawat North American Airways.(30m)
BANTEN - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bersama rombongan, tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten. Di sana, SBY melepas Tim Aju pasukan perdamaian Indonesia ke Lebanon.
Saat di bandara Rabu (8/11), SBY didampingi sejumlah petinggi TNI, antara lain Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto, KSAD Jenderal Djoko Santoso, Pangkostrad Letjen Erwin Sudjono, dan Komandan Korps Marinir Mayjen Syafzen Nurdin.
Presiden dan rombongan pun memeriksa berbagai perlengkapan yang dibawa Tim Aju di Terminal III Bandara Soekarno-Hatta. Sementara di ruang boarding, sejumlah prajurit anggota pasukan perdamaian yang tergabung dalam Kontingen Garuda XXIII-A, asyik bercengkerama dengan anggota keluarga. Putra pertama SBY, Lettu Agus Harimurti juga tergabung dalam Tim Aju.
Perwira penerangan Kontingan Garuda Mayor XXIII-A Mayor (Kav) Mohammad Irawadi mengatakan, 125 personel Tim Aju ini akan berangkat menggunakan pesawat North American Airway. Namun, pesawat akan singgah dulu di Turki.
Menurut rencana, pasukan akan berangkat pukul 17.00 WIB. Namun hingga pukul 17.15, pasukan yang dipimpin Letkol Infantri MS Fadilah belum juga terbang.
Ada sejumlah tugas yang akan dilakukan Tim Aju. Pertama mereka mengoordinasikan rencana kedatangan main body Kontingen Garuda XXII-A. Kedua, menyusun kemungkinan penempatan pasukan Kontingen XXIII-A di Lebanon. Ketiga, berkoordinasi dengan pasukan kawan yang tempatnya berdekatan dengan pasukan perdamaian RI di Lebanon.
"Kemungkinan pasukan perdamaian Indonesia akan ditempatkan di dua tempat, yakni di Mays Al Jabal dan Blida. Namun jadwalnya masih tentatif," ujar Irawadi. 



TNI dan SAF Sepakat Tingkatkan Kerjasama Militer

AddThis

(Puspen TNI, 3/3). TNI dan SAF ( Singapore Armed Forces) sepakat akan terus meningkatkan hubungan kerjasama militer yang telah terbina dengan baik selama ini, demikian dikatakan Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E. saat menerima kunjungan kehormatan Panglima Angkatan Bersenjata Singapura Lieutenant General Neo Kian Hong di Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur, Kamis (3/3).
Kerjasama TNI SAF 3
Sebelumnya Panglima Angkatan Bersenjata Singapura menerima jajar kehormatan di Plaza Mabes TNI Cilangkap. Adapun maksud kunjungan kehormatan ini selain untuk bersilaturahmi juga untuk memperkenalkan diri karena Lieutenant General Neo Kian Hong merupakan Panglima Angkatan Bersenjata Singapura yang baru.
Kerjasama yang telah dilaksanakan TNI dengan SAF tidak hanya di bidang militer saja namun juga di bidang pendidikan. Dalam kerangka kerjasama militer dengan militer maupun angkatan dengan angkatan antara lain adalah ISJTC (Indonesia-Singapura Joint Training Committee), Safkar Indopura (Angkatan Darat), Joint Minex (Angkatan Laut) dan Elang Indopura (Angkatan Udara). Dalam waktu dekat Singapura juga terlibat dalam latihan penanggulangan bencana ARF Disaster Relief Exercise (DiREx) 2011 di Manado.
Kerjasama TNI SAF 4
Kerjasama TNI SAF 1
Kerjasama TNI SAF 2
Kedua Panglima Angkatan Bersenjata tersebut, merupakan alumni dari Sekolah Staf dan Komando Angkatan (Sesko Angkatan) pada tahun 1994 – 1995, Lieutenant General Neo Kian Hong mengikuti pendidikan di Seskoad Bandung, sedangkan Panglima TNI mengikuti pendidikan di Seskoal Jakarta. Dalam kunjungan tersebut Panglima Angkatan Bersenjata Singapura didampingi Duta Besar Singapura H.E. Mr Ahok Mirpuri, Commander Officer Cadet School Colonel Chua Boon Keat, Commander 2nd Infantry Brigade Colonel Wong Yu Han, Head of Naval Personnel Colonel David Foo dan beberapa staf lainnya.
Turut mendampingi Panglima TNIadalah Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNIGeorge Toisutta, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Suparno, Wakil Kepala Staf Angkatan Udara Marsdya TNI Sukirno, Asintel Panglima TNI Mayjen TNI Tisna Komara W., S.E., dan Kapuspen TNI Laksda TNI Iskandar Sitompul, S.E.,
Selanjutnya, Panglima Angkatan Bersenjata Singapura didampingi oleh PanglimaTNI beserta staf melaksanakan kunjungan ke Menteri Pertahanan (Menhan) RI dan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) RI di Jakarta 

1.243 Prajurit TNI Disiapkan ke Lebanon

Thursday, June 30, 2011

Share this history on :


Jakarta - Sebanyak 1.243 prajurit TNI disiapkan untuk bergabung dengan misi perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL). 

Ke-1.243 prajurit TNI itu memasuki masa pratugas di Pusat Pendidikan Infanteri Cipatat Bandung sejak Kamis hingga satu bulan kedepan.

Mereka terbagi menjadi Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Infanteri Mekanis Konga XXIII-F/Unifil, Satgas Force Protection Company (FPC) Konga XXVI D-2/Unifil dan Satgas Military Police Unit (MPU) Konga XXV-D/Unifil. 

Kontingen TNI yang akan menggantikan kontingen sebelumnyam yang telah bertugas selama satu tahun itu terdiri atas Satgas Batalyon Infanteri Mekanis Konga XXIII-F/Unifil berjumlah 1018 orang dipimpin oleh Dansatgas Letkol Inf Suharto, Satgas Force Protection Company (FPC) Konga XXVI D-2/Unifil 150 orang dipimpin Dansatgas Kapten Inf Wimoko dan Satgas Military Police Unit (MPU) Konga XXV-D/Unifil berjumlah 75 orang dipimpin oleh Dansatgas Letkol CPM Ida Bagus Rahwan.

Asisten Operasi Panglima TNI Mayjen TNI Hambali Hanafiah mengatakan penugasan yang akan dilaksanakan oleh para prajurit sangat mulia dan terhormat serta membanggakan mengingat operasi pemeliharaan perdamaian dunia saat ini menjadi ujung tombak bagi TNI untuk menunjukkan eksistensinya di mata dunia internasional. 

"Semua prajurit harus merasa bangga karena selama ini Kontingen Garuda dimanapun bertugas selalu memperoleh pujian serta pengakuan yang positif dari PBB maupun dari negara lain. 

Untuk itu, para prajurit harus bersungguh-sungguh dalam latihan, pelajari semua materi yang diberikan oleh Komandan Latihan dan para Instruktur sehingga dapat menjawab tuntutan tugas di daerah operasi," kata Mayjen Hambali .

Hambali menambahkan, selain materi latihan yang didapatkan, para prajurit diharapkan senantiasa menjaga kesehatan, dan memelihara kesamaptaan jasmani yang prima agar dapat tampil maksimal di daerah penugasan.

"Dan tidak kalah pentingnya para prajurit harus belajar mengenal dan memahami karakteristik wilayah penugasan operasi serta senantiasa mengikuti perkembangan situasi, karena di kawasan Timur Tengah sedang terjadi gejolak politik yang sedikit banyak akan berpengaruh kepada pelaksanaan tugas di Lebanon.

Hambali menekankan sebagai pasukan pemelihara perdamaian para prajurit harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang konflik yang terjadi dan bagaimana menyikapinya.

"Para prajurit harus mampu menjadi penengah antara pihak-pihak yang bertikai secara imparsial, sehingga tidak dianggap memihak kepada salah satu kelompok yang bertikai dan memahami benar bahwa penggunaan senjata harus sesuai dengan aturan pelibatan serta mengikuti standar prosedur operasi yang berlaku," ujarnya